Pendahuluan
Meskipun surat Yakobus tidak mengandung
argumentasi teologi yang mendalam tetapi ia tetap memiliki ciri khas tersendiri yaitu merupakan surat yang sangat
praktis namun menarik dan mudah dipahami. Apa yang Yakobus tuliskan dalam suratnya merupakan pengajaran bagi
‘orang percaya’ bagaimana mereka seharusnya memperaktekkan imannya.
Dalam Yakobus 2:1-7, Rasul Yakobus membahas
masalah yang lazim terjadi di tengah jemaat yaitu sikap memandang muka (pilih
kasih). Dengan gamblang ia mengatakan bahwa orang yang percaya pada Kristus
tidak boleh memandang muka. Mengapa rasul Yakobus begitu prihatin dengan
masalah memandang muka di dalam jemaat? Karena hal memandang muka, pilih kasih
merupakan penentangan terhadap hukum Kristus dan orang Kristen tidak seharusnya
melakukan hal itu.
Penjelasan
Himbauan dari rasul Yakobus adalah: kita
merupakan umat yang telah menerima belas kasihan dari Yesus Kristus. Yesus
Kristus adalah raja kita dan hukum dari kerajaan-Nya dirangkum di dalam
perintah “mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri”. Ia juga
mempersyaratkan kita untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Ini
adalah perintah yang harus ditaati oleh setiap orang yang telah menerima belas
kasihan. Kita tidak dapat mencapai standard absolut di dalam mengasihi sesama
seperti diri kita sendiri tetapi Yakobus memberitahu kita bahwa Allah adalah
penuh belas kasihan dan jika kita belajar untuk menunjukkan belas kasihan
kepada orang lain di dalam kehidupan seharian kita, kita pasti akan menerima
belas kasihan-Nya di Hari Penghakiman nanti.
Rasul Yakobus banyak berbicara mengenai ajaran
tentang Hukum di ayat 8-13. Kata "hukum" muncul di setiap ayat dari
ayat 8 hingga 12. Dalam 6 ayat yang singkat, kata "hukum" muncul
sebanyak 6 kali.
Ayat 8 : Yakobus mau agar kita menaati hukum yang utama.
Apa itu hukum yang utama? Sebenarnya dalam bahasa aslinya, katanya adalah “royal law” dan kata “royal” dalam bahasa aslinya adalah “apa
yang menjadi milik Raja”. Ini berarti, hukum dari raja atau satu dekrit yang
dikeluarkan oleh raja khusus untuk ditaati oleh umat-nya. Ayat 9. Yakobus
berkata di sini bahwa kita sedang melanggar hukum di saat kita memilih kasih.
Ayat 10,11: Yakobus
sekali lagi berbicara mengenai menaati seluruh hukum. Ia memberitahu kita bahwa
jika kita gagal dalam satu hal, berarti kita ternyata telah melanggar seluruh
hukum itu.
Ayat 12 : Yakobus memberitahu kita bahwa kata-kata dan
perbuatan kita harus sesuai dengan hukum. Dia juga mengingatkan kita bahwa Tuhan
akan menghakimi kita sesuai dengan hukum kerajaan Surga.
Ayat 13 : Mengapa Yakobus tiba-tiba berbicara mengenai
menunjukkan belas kasihan di ayat 13? Tentunya, karena menunjukkan belas
kasihan adalah manisfestasi yang nyata akan hal mengasihi sesama manusia
seperti diri kita sendiri. Menghargai yang kaya, meremehkan yang miskin, dan
memandang muka adalah hal-hal yang bertentangan dengan mengasihi sesama seperti
diri kita sendiri. Memilih kasih dan memandang muka juga menunjukkan kurangnya
belas kasihan kita terhadap orang lain. Mengapa begitu penting untuk berbelas
kasihan? Kata “menerima belas kasihan” di dalam Alkitab mempunyai arti yang
sama dengan “diampuni” dan “diselamatkan”. Orang yang menerima belas kasihan
dari Allah, juga merupakan orang yang diampuni dan diselamatkan oleh Allah.
Permenungan
Gaya, penampilan, kekayaan, jabatan seseorang
dan lain sebagainya seringkali membuat orang lain memperlakukannya menjadi
istimewa. Orang lain memperlakukannya berbeda dari orang yang berpenampilan
sederhana apalagi lusuh dan kumal. Kejadian seperti ini memang merupakan
kejadian nyata sehari-hari yang ada dalam kehidupan kita. Seringkali kita
sebagai manusia justru lebih sering menilai seseorang dari penampilan luarnya.
Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai orang
yang beriman kepada Yesus Kristus, kita tidak boleh mengamalkan iman kita
dengan memandang muka. Kita harus meneladani Yesus Kristus yang dalam melakukan
pelayananNya tidak pernah memandang muka. Jika kita perhatikan, kedua belas
murid Yesus berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, mulai dari nelayan
yang mungkin adalah orang yang miskin, pemungut cukai yang pastinya kaya
walaupun mungkin uangnya berasal dari hal-hal yang tidak baik, pemberontak
Zelot, dan lain sebagainya. Bahkan dalam pelayananNya, Tuhan Yesus tidak pernah
menolak orang-orang dari status sosialnya. Ia memang dekat dengan orang-orang
miskin, tetapi Tuhan Yesus pun juga pernah menyembuhkan anak seorang perwira,
dan bahkan banyak perempuan-perempuan kaya yang pernah disembuhkan oleh Tuhan
Yesus (Luk 8:1-3). Pelayanan yang dilakukan Tuhan Yesus tidak melihat status
sosial dari orang yang menerima pelayananNya.
Memandang muka atau
pilih kasih bukanlah hal yang dikehendaki oleh Yesus Kristus untuk dilakukan
murid-muridNya kepada orang lain. Yesus mau agar murid-murid termasuk kita
semua yang mengaku percaya kepadaNya memperlakukan hal yang sama kepada orang
lain seperti yang pernah dilakukanNya. Memperlakukan orang lain dengan
memandang muka dan pilih kasih bisa membuat orang lain menjadi kecil hati dan
tidak memiliki arti. Memperlakukan orang lain dengan perlakuan yang sama, lebih
baik daripada memperlakukannya dengan pilih kasih. Tuhan memilih kita tidak
dengan pilih kasih, Dia tidak mengangkat kita menjadi umatNya karena jabatan yang
kita punya, bukan karena kekayaan yang dimiliki, bukan karena kebaikan kita,
tetapi karena kasihNya yang tidak pernah memandang muka. Latarbelakang
kehidupan kita yang buruk bukan menjadi alasan bagi Tuhan untuk tidak mengasihi
kita. Tetapi dengan penuh kasih kita diangkat dari noda kotor, dibersihkan dan
disucikan dengan darahNya yang kudus dan diangkat menjadi milik
kepunyaannya yang kudus dan berkenan kepadaNya (1 Petrus 2:9). Kalau Tuhan saja
tidak memandang muka kepada manusia, mengapa kita juga tidak melakukan hal yang
sama? Mengapa kita masih memperlakukan sesama kita dengan melihat jabatan,
kekayaan, dan penampilannya?
Trima kasih atas bahan-kotbahnya, ini sangat membantu kami sebagai warga jemaat untuk memahami penjelasan Alkitab. sekali lagi Trima kasih
BalasHapusTerima kasih pak, semoga menjadi berkat.
BalasHapusSalam.
Trimakasih atas renungan ny pak
BalasHapusRenungan yang sagat memberkati
Gbu
Terima kasih, Tuhan memberkati..
HapusTerima kasih, firman dan renungan yg menggembalaka. Tuhan Yesus berkati.
BalasHapusTerima kasih, smg bisa menjadi berkat..
BalasHapus