Kamis, 27 Maret 2014

Berdoa Dan Berbuatlah Bagi Dunia (Kolose 4:1-6)



1.   Surat Kolose merupakan salah satu surat kiriman dari penjara, ketika Rasul Paulus dipenjarakan di Roma karena pemberitaan Injil Kristus (Ayat 3, mungkin ia dipenjara sekitaran tahun 61-63). Kolose adalah sebuah kota kecil berjarak sekitaran 160 km sebelah timur kota Efesus, telah berdiri sebuah jemaat Kristen di sana, tidak begitu jelas apakah Paulus pernah mengunjungi tempat ini, walaupun dalam 2:1 ada kesan ia belum pernah ke sana. Namun yang pasti ia banyak mendapatkan informasi tentang jemaat Kolose melalui si Epafras (1:8), yang mungkin juga pendiri jemaat Kolose tersebut. Beberapa tantangan yang dihadapai jemaat Kolose adalah para pengajar sesat dengan filsafat mereka, penyembahan malaikat, ajaran Yahudi, asketisme (pertapaan), sehingga mungkin juga telah terjadi percampur-bauran (seperti sebuah sinkretis) ajaran dalam gereja di kota Kolose tersebut.
Ada banyak penekanan-penekanan teologis dalam surat Kolose ini, khususnya tentang Kristus dan keilahian-Nya. Kemudian setelah itu, Paulus pada bagian akhir suratnya juga menyentuh hal-hal yang praksis, tentang bagaimana kehidupan umat yang sesuai dengan citra Kristus itu sendiri, dan perikop 4:1-6 ini adalah bagian dari nasehat-nasehat praksis tersebut. Sehingga pesan pertama perikop ini menjadi jelas: tekanan teologis penting dan menjadi berarti ketika ia memiliki tempat dalam tindakan-tindakan praksis kita.

2. Ayat 1, agaknya masih merupakan bagian nasehat praksis Paulus tentang hubungan antara anggota-anggota di dalam rumah tangga yang tertuang pada bagian sebelumnya (3:18 – 4:1). Penekanan ayat ini adalah bagaimana hubungan yang benar antara tuan dengan hambanya (Yun. doulois, bentuk jamak dari doluos: pembantu, budak, hamba). Pada dasarnya, setiap tuan dan hamba juga adalah merupakan “hamba” dari Tuan segala sesuatu, sehingga dengan begitu mereka sesungguhnya adalah juga merupakan “saudara” di dalam perhambaan mereka kepada Tuan tersebut. Ini memiliki implikasi bahwa setiap tuan tidak boleh berlaku semena-mena terhadap hambanya, tidak memperlakukan mereka seperti benda milik ataupun tanpa derajat kemanusiaan.[1] Semua tuan dan hamba adalah milik Kristus. Hanya ada satu Tuhan pendiri gereja, dan semua orang adalah hamba-hamba-Nya, milik-Nya. Dalam konteks ketika itu, ide Paulus ini adalah sesuatu yang baru dan terdengar asing. Bahkan sesungguhnya bagi gereja Kristen sendiripun ini merupakan aib yang besar, karena nanti sekitaran abad 19-lah barulah perhambaan ini dihapuskan dari kehidupan gereja dan orang-orang Kristen (kita tentu masih ingat, perjuangan anti diskriminasi oleh Martin Luther King 1963, ini menunjukkan perhambaan kulit hitam masih ada). Keadilan sosial haruslah dimulai dari gereja dan rumah tangga Kristen, menghadirkan hubungan-hubungan persaudaraan yang sesungguhnya di dalam Kristus.
3.  Ayat 2-4, gereja Kristus akan tetap menjadi gereja yang hidup dan sehat, bilamana tetap bertekun dan berdoa. Gereja adalah tubuh Kristus, dan Kristuslah yang menjadi Kepalanya. Gereja sendiri tidak mempunyai apa-apa dan tak berarti sama sekali, bila bukan Kristus yang membuatnya menjadi berarti. Sebab itu setiap hari gereja harus selalu menantikan hidup dan bersekutu dengan Kristus, melalui doa. Doa adalah nafas gereja. Disamping doa, haruslah juga ada kewaspadaan (berjaga-jaga). Bahkan sesungguhnya doa membantu kita untuk tetap berjaga-jaga (Yesus juga mengajak murid-murid-Nya untuk tetap berjaga-jaga, Mat 25:13; 26:41). Doa membuat jemaat menjadi sadar dan aktif akan tanggung jawab pelayanannya di dunia ini.
Doa bukan selalu hanya berisikan permintaan, tetapi juga merupakan sarana pengucapan syukur. Berdoa tidak hanya dalam keadaan terdesak, tetapi juga dalam keadaan kuat dan stabil. Berdoa untuk orang lain, serta berdoa bagi pemberita dan pemberitaan Injil supaya banyak orang mengenal dan merasakan keselamatan yang dibawa oleh Kristus (ayat 3). Jadi penting juga ternyata mendoakan setiap pemberita firman, sehingga firman itu menjadi benar-benar “berbicara” melaluinya dan sekaligus dimengerti oleh para pendengar (ayat 4).
Paulus dalam hal ini sangat membutuhkan doa jemaat, sebagai penguat dan pendamai bagi dirinya, bukankan ia tepat dalam penjara sewaktu menuliskan surat ini? Bukan belenggu penjara yang sangat menyiksanya, tetapi terhambatnya pemberitaan Injil karena ia dipenjara itulah yang sangat membuatnya menderita. Doa syafaat[2] adalah ungkapan tulus yang lahir dari rasa simpati (syafakat, Yun. syn-pathos: sama-sama merasakan) yang dalam. Benar-benar turut merasakan objek doa yang terucap dalam syafaat jemaat.
4.  Ayat 5-6, jemaat Kristen mempunyai tugas yang diembankan kepadanya terhadap dunia sekitarnya, bukan hanya berkarya di dalam gedung gereja semata. Allah telah memilih dan menempatkan gereja di dunia ini bukan untuk jemaat itu sendiri, tetapi untuk dunia. Sebab itu gereja yang tidak sadar bahwa ia hidup untuk menggarami dunia, tidak dapat lagi disebut sebagai gereja Kristus. Dengan ini penting sekali untuk kembali melihat ulang kebijakan-kebijakan gereja kita, apakah kebijakan itu mempunyai dampak bagi orang-orang lain, ataukah hanya berguna bagi warga gereja itu sendiri saja? If something only good for the church and Christian, it’s unchristian (jika sesuatu hanya baik dan berguna bagi gereja dan kekristenan, itu bukanlah kekristenan yang benar).
Gereja dapat memberi kesaksian kepada dunia melalui dua cara: yang pertama, dengan melalui gaya hidup yang benar (ayat 5) dari setiap anggota jemaat, penuh kasih dan menjadi teladan, sehingga orang-orang yang melihat akan merasakan bahwa orang-orang Kristen itu adalah “imititatio Christi” (tiruan Kristus), dan selanjutnya mereka akan menerima Injil dengan penuh suka cita. Cara yang kedua, adalah dengan kata-kata yang penuh kasih (ayat 6), yang mampu menggarami dialog dan komunikasi. Perkataan jemaat yang menjadi berkat bagi setiap yang mendengarnya. Perkataan yang menghadirkan kebenaran, sukacita, dan damai sejahtera bagi dunia sekitarnya. Gereja hadir melayani dunia dengan melaksanakan tugas imam dan nabi terhadap dunia, mewartakan kasih karunia Allah, menyatakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.
5. Gereja yang sejati adalah gereja yang selalu berdiakonia (melayani). Tetapi panggilan melayani ini bukan hanya dilakukan untuk anggota-anggota jemaat gereja saja, namun haruslah memberikan arti kepada dunia sekitarnya. Pelayanan yang tidak hanya dilakukan dengan hal-hal yang verbal (mis. khotbah), tetapi yang lebih penting adalah adanya tindakan yang nyata bagi gereja dan orang-orang lain. Gereja memulai dan harus selalu mengidupi doa (Latin: Rogate) dalam setiap pelayanannya, Itulah yang menjadi kekuatan gereja dalam menghadapi tantangan dan pergumulan dunia yang harus digarami dan diubah agar menjadi selalu lebih baik di setiap harinya. Hanya dengan cara seperti itulah gereja dan anggota-anggotanya tetap memiliki arti, di sini dan saat ini.


[1] Umumnya dalam lingkup masa itu, hamba atau budak ini mempunyai tiga ciri yang menentukan: ia pribadi yang dimiliki orang lain, kemauannya tunduk kepada otoritas pemiliknya, dan kerja atau pelayanannya didapat melalui paksaan. Karena dianggap tidak lebih daripada benda yang dapat bergerak sendiri dan dibuang semaunya, budak-budak biasanya tidak memiliki hak-hak manusia yang elementer, misalnya hak menikah, hak pemilikan, atau bahkan tidak boleh menjadi saksi di pengadilan! Budak-budak dijual, dilelang, dihukum sesukanya, dan dianggap sebagai manusia yang tidak sempurna.
[2] Kata Arab syafa’at memiliki arti perantaraan atau pertolongan untuk menyampaikan pertolongan. Menarik untuk disimak bahwa dalam bahasa Arab, kata syafa’at sejajar dengan kata syafakat yang berarti adalah simpati, sama-sama merasakan.

3 komentar:

  1. Horas Amang Pandita..., ndang huboto manang manjou aha tu Amang. Ahu St. Edonard Sipahutar/M. br. Sibarani sian Op. Partuhoran no. 14. Tinggal di Jakarta Timur. Asal sian Simarangkir Tarutung. No. tel 0813 1584 2295
    Horas..., salam kenal..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Salam kenal di amanguda, au no 15 op. Sahata. Adong do huboto Op. Radot Sipahutar br Silitonga di Simarangkir, smg ditanda amanguda. Tabe tu keluarga. 082165305526

    BalasHapus