Bila ada suatu istilah yang
paling sering dipertanyakan dalam Kitab Suci, salah satunya adalah tentang
Kerajaan Sorga. Pertanyaan mendasar menyangkut tema ini adalah seputaran kali-mat
“kapan” dan “di mana” kah Kerajaan
Sorga itu hadir? Perihal “kapan” tentu berhubungan dengan waktu: sekarang kah? Atau nanti ketika akhir zaman
tiba? Sedangkan kata “di mana”, berorientasi pada tempat atau ruang. Di dunia
ini kah tempatnya? Ataukah ia berada
di suatu negeri yang lain?
Ketika Yohanes Pembaptis
atau Yesus memulai pemberitaan Injil, mereka masing-masing berkata,
“bertobatlah, sebab ‘Kerajaan Sorga’
sudah dekat” (Matius 3:2; 4:17). Akan tetapi di Markus 1:15 Tuhan Yesus
berkata: “... ‘Kerajaan Allah’ sudah
dekat.” Kedua ayat ini menunjukkan bahwa ungkapan “Kerajaan Sorga” dan
“Kerajaan Allah” adalah sama pengertiannya. (Hanya disebabkan perbedaan latar
belakang penerima Injil masing-masing). Baiklah kita memilih salah satunya saja,
yaitu: “Kerajaan Sorga”.
Sesungguhnya gagasan tentang
Kerajaan Sorga telah ada dalam Perjanjian Lama. Istilah yang digunakan dalam
masyarakat Ibrani adalah “malkuth”
(Kerajaan). Istilah ini tidaklah pernah merujuk ke-pada suatu tempat atau
wilayah tertentu (Fabry, 1997:352ff). Misalnya, dalam Mazmur 103:19 menekankan
penguasaan dan wibawa Allah yang memerintah segenap alam semesta. Di bagian lain
menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai suatu pengharapan iman atau tujuan akhir
iman, mereka dihibur bahwa Tuhan Allah akan datang untuk memenangkan dan
menghimpun umat-Nya (Yesaya 40:9-11; 52:7; Obaja 21; Mika 4:3; dan seterusnya).
Termasuk dihubungkan dengan kedatangan Mesias (Yesaya 9; 11; Mika 5).
Lalu apa yang dikatakan Perjanjian
Baru tentang Kerajaan Sorga? Dalam Perjanjian Baru, kata “Kerajaan Sorga” juga tidak
pernah menyebut atau mengarah pada suatu “tempat”, melainkan lebih kepada suatu
peristiwa, yakni di mana Allah memerintah sebagai Raja. Kerajaan Sorga sudah
datang dalam diri dan pekerjaan Yesus (Lukas 11:20). Tindakan Allah di dalam
diri Yesus untuk memulai suatu babak baru dalam sejarah, yang sudah dimulai dan
sedang terjadi sekarang ini.
Namun demikian bukankah
Yesus juga menyuruh para murid berdoa, “Bapa kami yang di sorga ... datanglah
Kerajaan-Mu...” (Matius 6:9-10). Artinya apa? Dengan memohon kedatangan Kerajaan
Sorga untuk dihadirkan, itu menunjukkan bahwa Kerajaan Sorga telah dimulai,
namun belum digenapi; sudah ada namun belum lengkap; belum datang sepenuhnya
(R.T.France, 1989:118). Sekaligus menjelaskan bahwa yang mendatangkan Kerajaan
Sorga itu bukanlah manusia, melainkan Bapa Sorgawi.
Sehingga dengan ini semua,
pertanyaan “Kapan kah Kerajaan Sorga
itu hadir?” menjadi terjawab. Jawabnya adalah: ia telah hadir, yaitu ketika
Bapa Sorgawi turun tangan dalam kehidupan manusia yang nyata dalam diri
Kristus. Namun juga ia akan hadir dengan
sempurna dalam peneguhan pengharapan iman kita yaitu kedatangan Kristus yang
kedua kalinya. Kerajaan Sorga akan datang sepenuhnya pada waktu Yesus sendiri
kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja untuk selamanya (bandingkan Daniel
7:14).
Akhirnya, di mana kah Kerajaan Sorga itu..??? Kita selalu
terjebak untuk menggambarkannya sebagai suatu wilayah atau tempat. Sekali lagi di
sini ingin ditekankan, Kerajaan Sorga itu bukanlah suatu tempat atau wilayah
(teritorial) tetapi merujuk kepada situasi atau keadaan di mana Allah-lah yang
berdaulat dan memerintah. Inilah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas mengatakan:
“Sebab Kerajaan Allah (Sorga) bukanlah soal ..., tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar