Pendahuluan
Meskipun surat Yakobus tidak mengandung
argumentasi teologi yang mendalam tetapi ia tetap memiliki ciri khas tersendiri yaitu merupakan surat yang sangat
praktis namun menarik dan mudah dipahami. Apa yang Yakobus tuliskan dalam suratnya merupakan pengajaran bagi
‘orang percaya’ bagaimana mereka seharusnya memperaktekkan imannya.
Dalam Yakobus 2:1-7, Rasul Yakobus membahas
masalah yang lazim terjadi di tengah jemaat yaitu sikap memandang muka (pilih
kasih). Dengan gamblang ia mengatakan bahwa orang yang percaya pada Kristus
tidak boleh memandang muka. Mengapa rasul Yakobus begitu prihatin dengan
masalah memandang muka di dalam jemaat? Karena hal memandang muka, pilih kasih
merupakan penentangan terhadap hukum Kristus dan orang Kristen tidak seharusnya
melakukan hal itu.
Penjelasan
Himbauan dari rasul Yakobus adalah: kita
merupakan umat yang telah menerima belas kasihan dari Yesus Kristus. Yesus
Kristus adalah raja kita dan hukum dari kerajaan-Nya dirangkum di dalam
perintah “mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri”. Ia juga
mempersyaratkan kita untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Ini
adalah perintah yang harus ditaati oleh setiap orang yang telah menerima belas
kasihan. Kita tidak dapat mencapai standard absolut di dalam mengasihi sesama
seperti diri kita sendiri tetapi Yakobus memberitahu kita bahwa Allah adalah
penuh belas kasihan dan jika kita belajar untuk menunjukkan belas kasihan
kepada orang lain di dalam kehidupan seharian kita, kita pasti akan menerima
belas kasihan-Nya di Hari Penghakiman nanti.