Selasa, 30 Juni 2015

TERGERAKLAH HATINYA OLEH BELAS KASIHAN (Markus 6:30-34, 53-56)



1. Nas kita Minggu ini menjalin dua kisah yang berbeda, namun tentunya saling berkaitan. Markus 6:30-34 merupakan bagian awal sebagai “persiapan” kisah pemberian makan lima ribu orang (tentu peristiwa ini sangatlah terkenal bagi kita) di mana Yesus dan murid-murid beristirahat, serta Markus 6:53-56 tentang karya penyembuhan Yesus di Genesaret. Dua peristiwa nas ini mengapit dua peristiwa penting lain yang disunting oleh Markus: yang pertama, seperti yang telah disebutkan, pemberian makan lima ribu orang (35-44), dan yang kedua yaitu kisah ajaib Yesus berjalan di atas air (45-52). Bila keempat peristiwa ini diurutkan dengan maknanya maka: Yesus dan murid beristirahat (persiapan pelayanan), Yesus memberi makan lima ribu orang (pemenuhan kebutuhan pokok), Yesus berjalan di atas air (kemenangan atas kuasa dunia), dan penyembuhan orang sakit (kemenangan atas ketidakberdayaan manusia). Bukankah keempatnya merupakan segala suatu yang selalu kita butuhkan dalam pergumulan di bumi ini?
2. Markus 6:30-34. Murid-murid (para rasul) kembali dari perjalanan mereka, memberikan laporan kepada Yesus tentang segala sesuatu yang telah mereka lakukan dan yang telah mereka ajarkan (ayat 30). Tetapi tidak ada laporan yang memuat semua pekerjaan mereka, atau jumlah orang yang mendengar Injil lalu percaya ataupun jumlah orang yang mereka sembuhkan. Kebiasaan ini lain sekali dengan kebiasaan orang Kristen pada masa kini. Dalam laporan para rasul, jarang sekali disebutkan jumlah hasil pekerjaan mereka, yang terpenting ialah bahwa mereka telah melakukan kehendak Tuhan dan hasilnya terserah kepada Roh Kudus, tidak ada alasan bermegah diri. Perhatian para rasul tertuju kepada Guru mereka, bukan kepada diri mereka sendiri!

Akan tetapi, setelah para rasul kembali, Guru mereka memberikan perhatian kepada setiap hamba-Nya, Ia memberi waktu istirahat kepada para rasul (ayat 31-32). Masa istirahat ini penting, ia bukanlah tujuan melainkan sarana. Istirahat adalah waktu yang baik sebagai tahap evaluasi dan reorientasi pelayanan, serta yang terpenting yaitu memberi waktu bersekutu dengan Sang Guru Agung, Tuhan Yesus. Banyak pelayan melupakannya, terlalu sibuk dengan pelayanan namun hal sangat minim bersekutu dengan Yesus.
Lokasi istirahat Yesus dan para murid juga ternyata terjangkau oleh orang banyak, dapat dilihat dari bagaimana orang banyak itu pun tak begitu lama dapat menemui mereka (ayat 33). Bila ada pejabat gereja yang mengaku pelayan tetapi hanya untuk menemui atau menghubunginya saja anggota jemaatnya sangat teramat sulit, baiklah dengan rendah hati ia mau merenungkan ayat ini.
Sesudah Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang (ayat 34). Mereka bagaikan sekawanan domba yang menunggu, “seperti domba-domba yang tidak memunyai gembala”! Ia tidak marah atau menyingkir karena keletihan yang masih menghinggapi tubuh-Nya, sebaliknya “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan...” Maka Ia memberikan domba-domba itu apa yang mereka perlukan, yakni pengembalaan lewat pengajaran-Nya.
Dalam bahasa aslinya, “belas kasihan” adalah kata yang dalam artinya. Kata itu mengandung arti, bahwa tidak saja Ia merasa sayang kepada mereka, tetapi juga hati-Nya dipengaruhi langsung oleh kehendak-Nya supaya memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan Dia. Belas kasihan bukan hanya tentang pergerakan perasaan, namun kehendak kita juga digerakkan olehnya!
3. Markus 6:53-56. Peristiwa ini terjadi di Genesaret. Genesaret adalah daratan di sepanjang pantai di sebelah selatan Kapernaum. Penduduk kota ini agaknya sudah mengenal Yesus. Mengagumkan sekali yang dilukiskan dalam ayat 55 dan 56, di situ tidak ada hal kurang iman terhadap kuasa Yesus untuk menyembuhkan orang-orang sakit sehingga mereka berlari-lari membawa siapa yang sakit kepada-Nya. Mereka memohon kepada Yesus supaya diperbolehkan menjamah jubah-Nya saja (mungkin sekali ini adalah hasil kesaksian perempuan yang sakit pendarahan yang sembuh hanya dengan menjamah jubah Yesus, lihat Markus 5:25-34). Satu hal yang pasti, “...semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Kalimat ini menjadi teguran yang relevan bagi orang Kristen masa kini. Lihatlah apa yang dikatakan nas, bahwa mereka dengan iman yang kuat menyampaikan pergumulannya hanya kepada Yesus, mereka berlari menghampiri-Nya. Tetapi yang kita lihat pada kehidupan umat Kristen sekarang, tidak jarang Yesus menjadi pilihan kesekian setelah segala aktifitas rutin dan yang lainnya. Bukan Yesus lagi yang menjadi tempat pengaduan terbaik bagi kita.
4. Apa yang dilakukan oleh Yesus dalam kedua perikop ini sesungguhnya adalah sesuatu yang luar biasa di tengah suhu politis yang sedang mengancam. Baik Injil Markus maupun Matius telah memberitahukan bahwa Raja Herodes, pembunuh Yohanes Pembaptis, kini mengincar Yesus. Herodes merasa popularitasnya terancam oleh banyaknya pengikut Yesus. Sehingga dengan kembalinya Yesus ke wilayah kekuasaan Herodes menunjukkan sikap “tidak takut”. Ia hadir bukan untuk menentang raja, namun untuk memulihkan Israel. Mewartakan bahwa keselamatan telah hadir di tengah-tengah mereka, menegaskan bahwa pemulihan bangsa telah dimulai melalui Diri, pengajaran, dan belas kasihan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar