Selasa, 30 Juni 2015

ANAK TUHAN, LEBIH GIAT BELAJAR...!!!



Bahan Alkitab    :     Amsal 16:21
Tema                 :     ANAK TUHAN, LEBIH GIAT BELAJAR...!!!
Ayat Indah         :     Matius 5:8
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
NILAI KRISTIANI MELALUI PELAJARAN HARI INI
Supaya Anak Sekolah Minggu:
 Mengerti bahwa belajar adalah salah satu cara yang baik memuliakan Allah.
 Mengerti bahwa hikmat dan kepintaran hanya dari Tuhan semata.
 Mengerti bahwa kepintaran berdampak pada kerendahatian.
URAIAN PELAJARAN  HARI INI
Ada sebuah lirik lagu Batak terkenal, “Marsikkola au inang, dohot ho ale amang, unang jolo suru au mangula hauma i” (Ayahku dan Ibuku, aku harus menuntut ilmu, belum saatnya bagiku untuk bekerja di sawah seperti kalian). Lirik lagu tersebut mengandung pesan bahwa masa muda, dalam hal ini Anak Sekolah Minggu, harus diberikan wejangan sebaik-baiknya tentang pentingnya belajar atau menuntut ilmu. Masa mereka adalah masa terbaik untuk mengakarkan karakter kerinduan untuk belajar. Tentu ada beberapa kegiatan lain yang tidak lepas dari hidup mereka, misalnya membantu orang tua, menjaga adik, memberi makan hewan peliharaan, namun harus selalu dimengerti bahwa belajar atau menuntut ilmu merupakan hal yang terpenting pada tahapan pertumbuhan mereka.

Orang yang bijak hati disebut berpengertian. Ada juga umpasa (perumpamaan) orang Batak yang sangat terkenal: “Ijuk di parapara, hotang di parlabian. Nabisuk nampuna hata, na oto tu panggadisan” (maknanya: hanya orang pintar yang perkataannya memiliki hikmat untuk mengajar dan mengubah, tetapi orang-orang yang tidak berpengertian akan tersesat oleh karena kebodohannya). Dengan demikian belajar bukanlah lagi suatu kewajiban atau paksaan, namun ia adalah kebutuhan (seperti kebutuhan kita akan makanan setiap hari) yang selayaknya dilakukan dengan sukacita. Menurut amsal ini, orang yang bijak hati dikenali sebagai orang yang bukan hanya memiliki kepintaran intelektual, namun ia adalah orang yang berhikmat (berpengertian) yang nantinya akan mampu memutuskan sesuatu hal mana yang baik atau mana yang buruk. Tentu bijak hati yang dimilikinya bukan hanya untuk kepentingan dirinya semata, tetapi juga demi kebaikan orang-orang lain yang membutuhkan pertimbangan hikmat darinya.
Orang yang bijak hati berbicara manis lebih dapat meyakinkan. Banyak orang pintar yang kita temui di luar sana tetapi jatuh kepada kesombongan diri, arogansi. Mungkin mereka merasa bahwa kepintarannya adalah hanya dihasilkan oleh kemampuannya sendiri, sehingga kepintarannya itu tidak memiliki manfaat apa-apa bagi orang lain. Bahkan dapat membuatnya jatuh ke dalam dosa. Tetapi tidak demikian dengan Anak-anak Tuhan, ia harus tetap rendah hati. Kerendahatian tersebut lahir dari pengakuan bahwa apa saja yang dimiliki, termasuk hikmat dan kepintaran, hanya merupakan anugerah Tuhan semata. Dengan adanya pengakuan ini, adalah jaminan bahwa Tuhan akan memberikan hikmatnya yang lebih lagi kepada setiap anak-anak-Nya.
Selanjutnya, orang yang berhikmat berbuah dalam ucapannya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya mendatangkan kedamaian kepada siapa yang mendengarkan. Kepintaran dan hikmat dihubungkan dengan kemampuan pemilihan kata-kata bijak yang tepat untuk membuat pendengarnya merasa nyaman dan mengerti apa yang dimaksudkan. Kata-kata yang diucapkan itu tidak menjadi batu sandungan bagi yang lainnya hanya karena ingin menunjukkan kepintarannya kepada orang lain, tetapi menghadirkan damai sejahtera dan sukacita bagi siapapun yang mendengarkannya.
Untuk itu semua, Anak-anak Sekolah Minggu harus selalu didorong untuk lebih giat belajar, di rumah dan di sekolah, tentunya juga diterangkan bahwa belajar juga adalah sebagai cara mereka untuk memuliakan Tuhan yang mereka percayai. Ilmu harus dikejar dan diperjuangkan, dengan kerja keras dan kerendahatian yang sungguh di dalam Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar