Rabu, 24 Juni 2015

Evangelium







Tiap ibadah Minggu pasti kita mendengarkan kata ini: Evangelium. Biasanya disebutkan oleh para pengkhotbah sebelum membacakan Firman dalam Alkitab, dalam Teks Acara Minggu kita sering dituliskan dengan singkatan “Ev.”. Dalam Almanak GPP dituliskan dengan lengkap: Evangelium. Walaupun para pengkhotbah berbahasa batak juga menyebutkan evangelium, tentu saja terminologi ini bukanlah istilah lokal, daerah, atau bahkan bukan dari akar bahasa Indonesia, dari manakah ia berasal?
Evangelium yang sering kita sebutkan itu ternyata adalah bentuk Bahasa Latin-nya dari kata Yunani ευαγγέλιον/euangelion yang artinya adalah: kabar baik atau kabar kesukaan (eu- “baik”, -angelion “kabar”). Menariknya, bahasa Indonesia malah menggunakan kata “Injil” untuk mengasimilasinya dan kata ini sesungguhnya merupakan bentuk Arab dari kata euangelion!
Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa Inggris Kuno good-spell yang berarti “kabar baik”, yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari bahasa Yunani euangelion tadi.
Pada awalnya kata euangelion tidak ada sangkut-pautnya dengan Alkitab, dalam kebudayaan Yunani kata tersebut hanya ditujukan bagi pengumuman Resmi Negara atas kelahiran putra raja di istana, berita tentang naik takhtanya seorang raja yang baru, atau juga pengumuman tentang yang bersangkutpaut dengan titah penting raja. Jadi dengan mendengar berita kelahiran, naik takhtanya raja yang baru atau mendengar isi titah raja itu serta menaatinya, maka hadirlah keselamatan bagi rakyatnya.

Pemaknaan ini juga yang digunakan oleh para penulis Kitab Suci, terutama Perjanjian Baru sehingga menghubungkan berita tentang Yesus sebagai Injil (Evangelium) yang suci. Markus dalam kalimat pembukanya bagai sebuah proklamasi menyebutkan: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Matius juga mengatakan: “Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya” (Matius 24:14). Hal ini memberikan pengakuan yang kuat tentang keimanan jemaat mula-mula bahwa berita tentang perjalanan hidup Yesus dan pengajarannya adalah sumber sukacita bahkan keselamatan itu sendiri!
Kata “Injil” sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari hari menggunakan istilah “Kabar Baik”, semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.
Memang dalam pembagian kitab atau surat dalam Alkitab, secara spesifik penamaan Injil hanya disematkan kepada empat kitab pertama dalam Perjanjian Baru (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes), kadang-kadang juga dihubungkan dengan beberapa kitab non-kanonik (misalnya Injil Thomas, dan sebagainya). Semua kitab tersebut  menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
Namun demikian secara luas hal itu juga tidak menutup penggunaan kata Injil (evangelium) bagi teks-teks dalam kitab lain Alkitab, karena bukankah Alkitab yang kita miliki sekarang itu adalah sebuah kesatuan panjang “Surat Cinta” Allah kepada manusia yang mendeklarasikan tentang pemilihan-Nya, perjanjian-Nya, penyer-taan-Nya, juga keselamatan-Nya? Itu semua adalah Injil/Evangelium (baca: kabar baik) bagi semua bangsa dan makhluk di bumi.
Hanya saja mungkin yang sering kita abaikan adalah sudah seberapa kuat persekutuan kita dengan Allah melalui persekutuan dengan “Injil” (Alkitab) yang telah ada pada kita. Atau buku itu masih lebih sering berada di dalam rak buku? Atau di dalam tas cantik yang khusus kita pakai ke gereja, atau di tempat lain yang berdebu karena jarang sekali kita sentuh?    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar