Kamis, 10 April 2014

Kerajaan Sorga




Bila ada suatu istilah yang paling sering dipertanyakan dalam Kitab Suci, salah satunya adalah tentang Kerajaan Sorga. Pertanyaan mendasar menyangkut tema ini adalah seputaran kali-mat “kapan” dan “di mana” kah Kerajaan Sorga itu hadir? Perihal “kapan” tentu berhubungan dengan waktu: sekarang kah? Atau nanti ketika akhir zaman tiba? Sedangkan kata “di mana”, berorientasi pada tempat atau ruang. Di dunia ini kah tempatnya? Ataukah ia berada di suatu negeri yang lain?
Ketika Yohanes Pembaptis atau Yesus memulai pemberitaan Injil, mereka masing-masing berkata, “bertobatlah, sebab ‘Kerajaan Sorga’ sudah dekat” (Matius 3:2; 4:17). Akan tetapi di Markus 1:15 Tuhan Yesus berkata: “... ‘Kerajaan Allah’ sudah dekat.” Kedua ayat ini menunjukkan bahwa ungkapan “Kerajaan Sorga” dan “Kerajaan Allah” adalah sama pengertiannya. (Hanya disebabkan perbedaan latar belakang penerima Injil masing-masing). Baiklah kita memilih salah satunya saja, yaitu: “Kerajaan Sorga”.


Sesungguhnya gagasan tentang Kerajaan Sorga telah ada dalam Perjanjian Lama. Istilah yang digunakan dalam masyarakat Ibrani adalah “malkuth” (Kerajaan). Istilah ini tidaklah pernah merujuk ke-pada suatu tempat atau wilayah tertentu (Fabry, 1997:352ff). Misalnya, dalam Mazmur 103:19 menekankan penguasaan dan wibawa Allah yang memerintah segenap alam semesta. Di bagian lain menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai suatu pengharapan iman atau tujuan akhir iman, mereka dihibur bahwa Tuhan Allah akan datang untuk memenangkan dan menghimpun umat-Nya (Yesaya 40:9-11; 52:7; Obaja 21; Mika 4:3; dan seterusnya). Termasuk dihubungkan dengan kedatangan Mesias (Yesaya 9; 11; Mika 5).
Lalu apa yang dikatakan Perjanjian Baru tentang Kerajaan Sorga? Dalam Perjanjian Baru, kata “Kerajaan Sorga” juga tidak pernah menyebut atau mengarah pada suatu “tempat”, melainkan lebih kepada suatu peristiwa, yakni di mana Allah memerintah sebagai Raja. Kerajaan Sorga sudah datang dalam diri dan pekerjaan Yesus (Lukas 11:20). Tindakan Allah di dalam diri Yesus untuk memulai suatu babak baru dalam sejarah, yang sudah dimulai dan sedang terjadi sekarang ini.
Namun demikian bukankah Yesus juga menyuruh para murid berdoa, “Bapa kami yang di sorga ... datanglah Kerajaan-Mu...” (Matius 6:9-10). Artinya apa? Dengan memohon kedatangan Kerajaan Sorga untuk dihadirkan, itu menunjukkan bahwa Kerajaan Sorga telah dimulai, namun belum digenapi; sudah ada namun belum lengkap; belum datang sepenuhnya (R.T.France, 1989:118). Sekaligus menjelaskan bahwa yang mendatangkan Kerajaan Sorga itu bukanlah manusia, melainkan Bapa Sorgawi.
Sehingga dengan ini semua, pertanyaan “Kapan kah Kerajaan Sorga itu hadir?” menjadi terjawab. Jawabnya adalah: ia telah hadir, yaitu ketika Bapa Sorgawi turun tangan dalam kehidupan manusia yang nyata dalam diri Kristus.  Namun juga ia akan hadir dengan sempurna dalam peneguhan pengharapan iman kita yaitu kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kerajaan Sorga akan datang sepenuhnya pada waktu Yesus sendiri kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja untuk selamanya (bandingkan Daniel 7:14).
Akhirnya, di mana kah Kerajaan Sorga itu..??? Kita selalu terjebak untuk menggambarkannya sebagai suatu wilayah atau tempat. Sekali lagi di sini ingin ditekankan, Kerajaan Sorga itu bukanlah suatu tempat atau wilayah (teritorial) tetapi merujuk kepada situasi atau keadaan di mana Allah-lah yang berdaulat dan memerintah. Inilah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas mengatakan: “Sebab Kerajaan Allah (Sorga) bukanlah soal ..., tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar