|
|
|
Tiap ibadah Minggu pasti kita
mendengarkan kata ini: Evangelium. Biasanya disebutkan oleh para
pengkhotbah sebelum membacakan Firman dalam Alkitab, dalam Teks Acara Minggu
kita sering dituliskan dengan singkatan “Ev.”. Dalam Almanak GPP dituliskan
dengan lengkap: Evangelium. Walaupun para pengkhotbah berbahasa batak juga
menyebutkan evangelium, tentu saja terminologi ini bukanlah istilah lokal,
daerah, atau bahkan bukan dari akar bahasa Indonesia, dari manakah ia berasal?
Evangelium yang sering kita
sebutkan itu ternyata adalah bentuk Bahasa Latin-nya dari kata Yunani ευαγγέλιον/euangelion yang artinya adalah: kabar
baik atau kabar kesukaan (eu- “baik”,
-angelion “kabar”). Menariknya,
bahasa Indonesia malah menggunakan kata “Injil” untuk mengasimilasinya dan kata
ini sesungguhnya merupakan bentuk Arab dari kata euangelion!
Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel,
dari bahasa Inggris Kuno good-spell yang berarti “kabar baik”, yang
merupakan terjemahan kata-per-kata dari bahasa Yunani euangelion tadi.
Pada awalnya
kata euangelion tidak ada sangkut-pautnya dengan Alkitab, dalam
kebudayaan Yunani kata tersebut hanya ditujukan bagi pengumuman Resmi Negara
atas kelahiran putra raja di istana, berita tentang naik takhtanya seorang raja
yang baru, atau juga pengumuman tentang yang bersangkutpaut dengan titah penting
raja. Jadi dengan mendengar berita kelahiran, naik takhtanya raja yang baru
atau mendengar isi titah raja itu serta menaatinya, maka hadirlah keselamatan
bagi rakyatnya.
Pemaknaan ini
juga yang digunakan oleh para penulis Kitab Suci, terutama Perjanjian Baru
sehingga menghubungkan berita tentang Yesus sebagai Injil (Evangelium) yang
suci. Markus dalam kalimat pembukanya bagai sebuah proklamasi menyebutkan: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak
Allah (Markus 1:1). Matius juga mengatakan: “Segala sesuatu ini aku lakukan
karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya” (Matius 24:14). Hal ini
memberikan pengakuan yang kuat tentang keimanan jemaat mula-mula bahwa berita
tentang perjalanan hidup Yesus dan pengajarannya adalah sumber sukacita bahkan
keselamatan itu sendiri!
Kata “Injil” sendiri dalam Alkitab
Terjemahan Baru muncul 124 kali. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari hari
menggunakan istilah “Kabar Baik”, semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di
keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5
kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.
Memang dalam pembagian kitab atau surat
dalam Alkitab, secara spesifik penamaan Injil hanya disematkan kepada empat
kitab pertama dalam Perjanjian Baru (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes),
kadang-kadang juga dihubungkan dengan beberapa kitab non-kanonik (misalnya
Injil Thomas, dan sebagainya). Semua kitab tersebut menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Yesus.
Namun demikian secara luas hal itu juga
tidak menutup penggunaan kata Injil (evangelium)
bagi teks-teks dalam kitab lain Alkitab, karena bukankah Alkitab yang kita
miliki sekarang itu adalah sebuah kesatuan panjang “Surat Cinta” Allah kepada
manusia yang mendeklarasikan tentang pemilihan-Nya, perjanjian-Nya, penyer-taan-Nya,
juga keselamatan-Nya? Itu semua adalah Injil/Evangelium (baca: kabar
baik) bagi semua bangsa dan makhluk di bumi.
Hanya saja mungkin yang sering kita
abaikan adalah sudah seberapa kuat persekutuan kita dengan Allah melalui
persekutuan dengan “Injil” (Alkitab) yang telah ada pada kita. Atau buku itu
masih lebih sering berada di dalam rak buku? Atau di dalam tas cantik yang
khusus kita pakai ke gereja, atau di tempat lain yang berdebu karena jarang
sekali kita sentuh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar