Bahan Alkitab : Amsal
16:21
Tema : ANAK TUHAN, LEBIH GIAT BELAJAR...!!!
Ayat Indah : Matius
5:8
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah.”
NILAI KRISTIANI MELALUI PELAJARAN HARI INI
Supaya Anak Sekolah Minggu:
Mengerti bahwa belajar adalah salah satu cara yang
baik memuliakan Allah.
Mengerti bahwa hikmat dan kepintaran hanya dari Tuhan
semata.
Mengerti bahwa kepintaran berdampak pada kerendahatian.
URAIAN
PELAJARAN HARI INI
Ada sebuah lirik lagu Batak terkenal, “Marsikkola
au inang, dohot ho ale amang, unang jolo suru au mangula hauma i” (Ayahku
dan Ibuku, aku harus menuntut ilmu, belum saatnya bagiku untuk bekerja di sawah
seperti kalian). Lirik lagu tersebut mengandung pesan bahwa masa muda, dalam
hal ini Anak Sekolah Minggu, harus diberikan wejangan sebaik-baiknya tentang
pentingnya belajar atau menuntut ilmu. Masa mereka adalah masa terbaik untuk
mengakarkan karakter kerinduan untuk belajar. Tentu ada beberapa kegiatan lain
yang tidak lepas dari hidup mereka, misalnya membantu orang tua, menjaga adik,
memberi makan hewan peliharaan, namun harus selalu dimengerti bahwa belajar
atau menuntut ilmu merupakan hal yang terpenting pada tahapan pertumbuhan
mereka.
Orang yang bijak hati disebut berpengertian. Ada juga umpasa (perumpamaan) orang Batak yang sangat terkenal: “Ijuk di parapara, hotang di parlabian.
Nabisuk nampuna hata, na oto tu panggadisan” (maknanya: hanya orang pintar
yang perkataannya memiliki hikmat untuk mengajar dan mengubah, tetapi
orang-orang yang tidak berpengertian akan tersesat oleh karena kebodohannya).
Dengan demikian belajar bukanlah lagi suatu kewajiban atau paksaan, namun ia
adalah kebutuhan (seperti kebutuhan kita akan makanan setiap hari) yang
selayaknya dilakukan dengan sukacita. Menurut amsal ini, orang yang bijak hati
dikenali sebagai orang yang bukan hanya memiliki kepintaran intelektual, namun
ia adalah orang yang berhikmat (berpengertian) yang nantinya akan mampu
memutuskan sesuatu hal mana yang baik atau mana yang buruk. Tentu bijak hati
yang dimilikinya bukan hanya untuk kepentingan dirinya semata, tetapi juga demi
kebaikan orang-orang lain yang membutuhkan pertimbangan hikmat darinya.
Orang yang bijak hati berbicara manis lebih dapat meyakinkan. Banyak orang
pintar yang kita temui di luar sana tetapi jatuh kepada kesombongan diri,
arogansi. Mungkin mereka merasa bahwa kepintarannya adalah hanya dihasilkan
oleh kemampuannya sendiri, sehingga kepintarannya itu tidak memiliki manfaat
apa-apa bagi orang lain. Bahkan dapat membuatnya jatuh ke dalam dosa. Tetapi
tidak demikian dengan Anak-anak Tuhan, ia harus tetap rendah hati.
Kerendahatian tersebut lahir dari pengakuan bahwa apa saja yang dimiliki,
termasuk hikmat dan kepintaran, hanya merupakan anugerah Tuhan semata. Dengan
adanya pengakuan ini, adalah jaminan bahwa Tuhan akan memberikan hikmatnya yang
lebih lagi kepada setiap anak-anak-Nya.
Selanjutnya, orang yang berhikmat berbuah dalam ucapannya. Kata-kata yang
keluar dari mulutnya mendatangkan kedamaian kepada siapa yang
mendengarkan. Kepintaran
dan hikmat dihubungkan dengan kemampuan pemilihan kata-kata bijak yang tepat
untuk membuat pendengarnya merasa nyaman dan mengerti apa yang dimaksudkan.
Kata-kata yang diucapkan itu tidak menjadi batu sandungan bagi yang lainnya
hanya karena ingin menunjukkan kepintarannya kepada orang lain, tetapi
menghadirkan damai sejahtera dan sukacita bagi siapapun yang mendengarkannya.
Untuk itu semua, Anak-anak Sekolah Minggu harus selalu didorong untuk lebih
giat belajar, di rumah dan di sekolah, tentunya juga diterangkan bahwa belajar
juga adalah sebagai cara mereka untuk memuliakan Tuhan yang mereka percayai.
Ilmu harus dikejar dan diperjuangkan, dengan kerja keras dan kerendahatian yang
sungguh di dalam Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar