Ibu Esther seorang guru Sekolah
Minggu, mengadakan praktik mengajar di Sekolah Minggu pada sebuah daerah
terpencil.
Dengan bersemangat ia bertanya pada anak-anak, “Anak-anak, siapa yang telah merobohkan tembok Yerikho?”
Dengan polosnya anak-anak serempak menjawab, “Bukan kami bu... Bukan kami...!!!”
Dengan bersemangat ia bertanya pada anak-anak, “Anak-anak, siapa yang telah merobohkan tembok Yerikho?”
Dengan polosnya anak-anak serempak menjawab, “Bukan kami bu... Bukan kami...!!!”
Ibu Esther sangat sedih. Lalu dia
mengemukakan hal ini kepada Guru Sekolah Minggu yang ada di sana.
Guru-guru itu pun
menjawab:
“Ibu Esther, biasa anak-anak
memang begitu, mereka tidak mau mengakui perbuatan mereka. Nanti kami akan
tanyakan pelan-pelan, pasti ada yang mau mengakuinya...”
Ibu Esther makin sedih...
Malamnya ada rapat majelis, Ibu
Esther mengemukakan kejadian pagi dan siang hari itu. “Saya sangat sedih karena
Anak-anak Sekolah Minggu, bahkan guru-gurunya tidak ada yang tahu siapa yang
telah merobohkan tembok Yerikho..."
Sidang majelis berembuk sejenak
dan kemudian memanggil Ibu Esther.
Ketua sidang berkata, “Ibu
Esther... Kami telah mengambil keputusan... Begini saja, tolong hitung berapa
kerugiannya, nanti kami yang akan mengganti..”
Ibu Esther
pun langsung pingsan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar