Kamis, 21 Mei 2015

Keluaran 25:1-8 (MELATIH HIDUP YANG MEMBERI)



Bahan Alkitab    : Keluaran 25:1-8
Tema                   : MELATIH HIDUP YANG MEMBERI
Ayat Indah          :  Kisah Para Rasul 20:35
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
NILAI KRISTIANI MELALUI PELAJARAN HARI INI
Menolong Anak Sekolah Minggu:
Mengerti apa itu Persembahan Khusus.
Mengerti hidup yang memberi.
Menghidupi hidup yang memberi.

URAIAN PELAJARAN HARI INI
Nas ini merupakan satu bagian kisah dalam perjalanan umat Israel setelah dibebaskan dari Perbudakan Mesir menuju Tanah Kanaan. Ketika di perbudakan Mesir, bangsa Israel tentunya selalu menerima upah atau makanan dari apa yang diberikan oleh orang-orang Mesir berdasarkan hasil kerja keras mereka. Namun saat ini mereka tidak lagi hidup sebagai bangsa yang diperbudak, bahkan sebentar lagi mereka telah menjadi bangsa yang merdeka yang memiliki tanah air sendiri yang dapat diupayakan sesuai dengan kemampuan mereka.

Allah pun melatih mereka untuk mulai menghidupi hidup yang memberi, tidak hanya menerima saja. Karena umat Israel harus mengerti kebahagiaan yang sesungguhnya ketika mereka tidak hanya memergunakan hasil yang mereka kerjakan bagi kepentingan diri mereka sendiri, namun mereka juga harus memikirkan memberi bagi orang lain, bahkan memersembahkan bagi Tuhan!
Pada nas khotbah kita hari ini, dikisahkan bahwa seluruh umat Israel diminta untuk mengumpulkan Persembahan Khusus. Persembahan Khusus adalah persembahan yang diberikan untuk mendukung suatu tujuan tertentu dalam pekerjaan Tuhan, seperti misi dan pembangunan. Kali ini Persembahan Khusus yang akan dikumpulkan oleh bangsa israel bertujuan untuk mendirikan Kemah Suci (Tabernakel), supaya Allah diam di tengah-tengah mereka (ayat 8). Persembahan yang diberikan untuk pembangunan Kemah Suci tersebut adalah sesuatu yang terbaik yang dimiliki oleh setiap umat Israel, tidak asal-asalan atau seadanya, namun benar-benar yang terbaik (lihat jenis persembahannya dalam ayat 3-7).
Namun yang terpenting dalam memberi Persembahan kepada Tuhan, bahkan juga memberi apapun bagi orang lain adalah sikap hati kita. Sikap hati kita memberi bukanlah karena paksaan, atau sebatas kewajiban, atau hanya untuk menuai pujian semata, tetapi sikap hati yang terpenting yang Tuhan inginkan adalah “yang terdorong hatinya” memberi (ayat 2). “Yang terdorong hatinya” memiliki arti: dengan sukarela dan tanpa beban memberikan, itulah yang disebutkan sebagai hidup yang memberi. Mengakui dalam hati bahwa pekerjaan Tuhan jauh lebih penting dari apapun keperluan pribadi kita, pekerjaan Tuhan adalah segalanya dalam hidup kita.
Dalam hal yang praktis yang dapat dilakukan oleh Anak Sekolah Minggu adalah:
-   Mereka harus mengerti bahwa persembahan yang mereka berikan setiap Minggu adalah untuk pekerjaan Tuhan melalui gereja-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk membagi-bagi persembahan yang telah diberikan orang tuanya dari rumah dengan menjajankan sebagian.
-   Membantu teman yang membutuhkan juga merupakan bagian dari “memberi untuk Tuhan” dan perwujudan yang baik dari “hidup yang memberi”. Jadi kita bisa mengajak Anak Sekolah Minggu memiliki rasa empati dari apa yang terjadi di sekitarnya sehingga dengan demikian mereka dengan sendirinya akan sukarela memberikan.
-   Akhirnya, mereka juga dapat diajarkan untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari apa yang dia miliki. Pemupukan jiwa yang seperti itu akan berguna bagi karakter mereka ketika dewasa nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar