Rabu, 10 September 2014

KEAJAIBAN KASIH (Kejadian 33:1-12)



Bahan Alkitab      :     Kejadian 33:1-12
Tema                   :     KEAJAIBAN KASIH
Ayat Indah           :     1 Korintus 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

NILAI KRISTIANI MELALUI PELAJARAN HARI INI
Menolong anak:
- Mengetahui sebab perselisihan Esau dan Ayub.
- Mengetahui peristiwa pertemuan yang mengha-rukan antara Esau dan Yakub.
- Mengerti apa arti sesungguhnya dari kasih dan menerapkannya dalam hidup mereka.

URAIAN PELAJARAN  HARI INI
Dikisahkan sebelumnya bahwa Esau dan Daud adalah anak kembar dari Ishak dan Ribka. Esau merupakan anak kesayangan ayahnya, sedangkan Daud adalah anak kesayangan dari ibu mereka. Ciri tubuh dan sifat Esau sangat berbeda dengan adik kembarnya, Yakub, dimana Esau memiliki kulit yang berbulu lebat dan suka memburu. Sebaliknya, Yakub justru berkulit bersih dan lebih suka tinggal di rumah, seperti memasak dengan ibunya, daripada berburu seperti Esau.

Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Kata Yakub: “Bersumpahlah dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu. Kelak, Esau akhirnya menyadari kesalahannya dan menganggap Yakub telah mempermainkannya.
Ketika Ishak, ayah mereka menua dan akan membe-rikan berkat kesulungan, maka dengan cerdik Yakub merebut dengan cara menipu ayahnya. Oleh karena itu Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: “Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh.” Dan oleh karena itu Yakub melarikan diri dari hadapan Esau dan pergi ke Padan-Aram, di mana pamannya tinggal.
Tahun-tahun pun berlalu, setelah puluhan tahun tinggal di Padan-Aram, Yakub memutuskan bahwa telah tiba waktunya untuk kembali ke tanah kelahiran. Namun demikian ia masih merasa begitu takut, mengingat perselisihannya dengan abangnya, Esau. Sebelum ia memasuki wilayah Esau, Yakub sengaja menyuruh para bawahannya untuk memberitahukan kedatangannya.
Begitu gelisahnya hati Yakub begitu mengetahui bahwa jawaban baginya adalah rencana kedatangan abangnya dengan 400 pasukan, pastilah saya akan celaka, ‘demikian mungkin dalam benak Yakub.
Namun apakah yang terjadi? Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. Kerinduan dan Kasih mereka melampaui dendam dan kebencian di hati mereka. Kasih merupakan alat Tuhan bagi kita untuk dapat memaafkan seberapa pun besarnya kesalahan orang lain. Kasih membuat kita bersukacita memberikan maaf kepada orang lain. Kasih itu begitu ajaibnya sehingga mampu melakukan sesuatu yang dipandang mustahil bagi orang lain: memberi maaf kepada orang yang telah memberikan rasa sakit yang teramat kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar