Minggu, 29 Mei 2016

Tertib Acara Ibadah Dies Natalis (Hari Jadi) STAKPN Tarutung ke-17



Ibadah Perayaan Hari Jadi STAKPN Tarutung ke-17
Silangkitang, Audiotorium STAKPN Tarutung
Senin, 30 Mei 2016

Tema           :     Bangkit dan Bawalah Perubahan...!!! (Roma 12:2)
Sub Tema  :     Hari Jadi STAKPN Tarutung ke-17 sebagai Momentum Kebangkitan Bersama Menjadi Institusi Pendidikan yang Lebih Baik.


1.    Bernyanyi Nyayian Kidung Baru (NKB) No. 3: 1-2 “Terpujilah Allah”
1.
Terpujilah Allah, hikmat-Nya besar, begitu kasih-Nya ‘tuk dunia cemar. Sehingga dib’rilah Putra-Nya Kudus, mengangkat manusia serta menebus.
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar, bergemar mendengar suara-Nya. Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya, b’ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.                                           (Jemaat Berdiri)
2.
Dan darah Anak-Nyalah yang menebus, mereka yang yakin ‘kan janji kudus; Dosanya betapapun juga keji, dihapus oleh-Nya, dibasuh bersih.
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar, bergemar mendengar suara-Nya. Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya, b’ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.


2.    Panggilan Beribadah (L: Liturgos, J: Jemaat)
L
:
Ibadah Perayaan Hari Jadi STAKPN Tarutung ke-17 ini hanya diadakan di dalam Nama Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus: Pencipta, Penebus, dan Pemelihara Kehidupan. Amin.
Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku, dan aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.
J
:
Ya Tuhan, betapa mulianya Nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan seluruh umat-Mu.
L
:
Bukankah 17 tahun penyertaan-Nya bagi kampus kita tercinta ini dengan segala keberadaannya adalah sebuah bukti yang baik bahwa Tuhan masih berkenan kepada kita dan Ia memang sungguh amat baik?

J
:
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
L
:
Sejak mulanya Dia yang mengetuk hati para pemimpin bangsa untuk menjadikan gedung-gedung dan instrumen lain di dalamnya sehingga kita bersama dapat merenung-renungkan Firman-Nya demi kesejahteraan bangsa.
J
:
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
L
:
Dia yang setia memberikan kasih dan hikmat yang melebihi pasir kepada setiap peran di Civitas Akademika STAKPN Tarutung ini, sehingga kita akan selalu memiliki pengharapan bahwa kebangkitan selalu ada dan perubahan adalah keniscayaan daripadanya.
J
:
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
J
:
Marilah kita berdoa:


Allah Bapa yang terkasih, setiap jengkal tubuh Putra-Mu telah Engkau korbankan demi membuktikan kasih-Mu kepada kami. Setiap segi kehidupan kami tidak Engkau lupakan, tidak ada yang kurang yang telah Engkau sediakan. Saat ini, ketika kami mengingat Engkau dalam persekutuan Hari Jadi STAKPN Tarutung ke-17, kami mengenang akan kasih-Mu bagi kampus tercinta ini. Engkau adalah sahabat terbaik, yang kami percayai selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari kampus ini, dalam diri setiap dosen, pegawai, setiap mahasiswa, petugas kebersihan, Satuan Pengamanan, dan lainnya. Demikian pula Bapa, 17 tahun yang telah dilalui juga membuat setiap kami harus merunduk pada saat ini, menghitung seberapa kesungguhan hati kami melayani-Mu melalui lembaga ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan Engkau selalu Tuhan, untuk menyadarkan dan membimbing setiap pribadi yang memercayai Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat di kampus STAKPN Tarutung ini untuk bangkit dan membawa perubahan. Kami memohon kepada-Mu. Amin.                                                                                                  (Jemaat Duduk)

3.    Koor: 1.
   2.
4.    Bernyanyi KJ No. 353:1,2 “Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil
1.
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, memanggil aku dan kau. Lihatlah Dia prihatin menunggu, menunggu aku dan kau. “Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
2.
Janganlah ragu, Tuhanmu mengajak, mengajak aku dan kau. Jangan enggan menerima kasih-Nya terhadap aku dan kau. “Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”


5.    Pengakuan Dosa (dan Renungan Situasional)
L
:
Ya Allah, di awal pengakuan dosa ini kami harus mengakui bahwa kami sering sekali telah merancukan arti dosa.
J
:
Yang dosa kami katakan bukan dosa.
L
:
Yakni ketika keterlambatan sudah merupakan kejamakan dan dianggap sebagai sebuah kelumrahan.
J
:
Yang dosa kami katakan bukan dosa.
L
:
Yakni ketika pungutan uang tanpa dasar kami katakan sebagai “biaya administrasi”.
J
:
Yang dosa kami katakan bukan dosa.
L
:
Yakni ketika ketidakramahan pelayanan kami bungkus dengan kata “tuntutan prosedural”.
J
:
Tuhan, kasihilah kami. Kristus, ampunilah kami.
L
:
Kami suka sekali mengucapkan kata “syalom”, tapi kami harusnya malu karena sesungguhnya sering sekali syalom itu jauh dari kami.
J
:
Tuhan, kasihilah kami. Kristus, ampunilah kami.
L
:
Bukankah syalom yang kita mengerti adalah ketika damai sejahtera memang benar-benar telah dan akan dihadirkan? Syalom adalah dimana terdapat Dosen yang berdedikasi mengajar, pegawai yang melayani dengan senyuman dan memiliki hati sebagai pelayan, juga mahasiswa yang sepenuh hati berjuang untuk ilmu pengetahuan. Di dunia akademik adalah tertanamnya jiwa dan budaya anti-plagiarisme, keugaharian atau kesederhanaan, adanya sarana pengajaran yang mumpuni, buku-buku sebagai referensi yang berkualitas, kelas dan kursi yang tak harus didapat dengan cara berebut, kampus yang asri, tempat sampah yang memadai, kesadaran ekologis yang baik, pembimbingan skripsi yang penuh kasih, tidak adanya lagi air mata yang jatuh akibat begitu sulitnya sekadar menemukan jadwal untuk sidang skripsi, dan hal lainnya sebagai alasan untuk benar-benar merasakan damai sejahtera itu telah hadir di sini dan saat ini.
Saudara/i-ku sejenak marilah kita bersama melihat semua realita yang ada dalam cuplikan singkat di depan ini: 
...............................
L
:
Saudara/i yang terkasih, demikianlah sehingga di manakah syalom? Dan diakui tentunya ada banyak hal lain yang tidak dapat kita daftarkan dalam kesempatan ini, semua itu seharusnya membuat kita menjadi tersipu dan malu untuk saling berbagi sapaan syalom. Bukankah syalom adalah ketika perbincangan teologi berikut ibadah khusuk kita dapat menyentuh ruang-ruang publik keseharian kita?
J
:
Tuhan, kasihilah kami. Kristus, ampunilah kami.
L
:
Siapakah yang akan mengubah ini semua? Kami sering berpikir bahwa dosa hanyalah ketika ketidakbenaran diperbuat, padahal kebungkaman ketika ketidakbenaran dan ketidakadilan terjadi adalah juga suatu keberdosaan.
J
:
Tuhan, kasihilah kami. Kristus, ampunilah kami.
L
:
Firman-Mu mengatakan, “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu ... Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar!”
J
:
Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.
L
:
Tetapi Tuhan, tidak jarang ibadah yang kami lakukan pun hanya sebagai rutinitas tanpa dampak sosio maupun ekologis. Ajarlah kami untuk memerjuangkan damai sejahtera, keadilan dan perubahan bagi kami dan bagi institusi pendidikan kami ini.
Saudara/i, marilah kita berdoa di dalam hati untuk mengaku dosa kita.
..............................
L
:
Janji Tuhan tentang pengampunan dosa kita: Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahan-Mu. Aku, Akulah dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri dan Aku tidak mengingat-ingat dosa-Mu. Amin.



6.     Koor: 1.
    2.
7.    Bernyanyi Nyanyian Rohani “Pribadi Yang Mengenal

Seperti rusa yang haus rindu aliran sungai-Mu, hatiku tak tahan menunggu-MU.
Bagai tanah gersang menanti datangnya hujan. Begitupun jiwaku Tuhan.
Reff.
Hanya Engkau pribadi
yang mengenal hatiku. Tiada yang tersembunyi dari-Mu, sluruh isi hatiku Kau tau. Dan bawaku tuk lebih dekat lagi pada-Mu, tinggal dalam indahnya dekapan kasih-Mu.
8.    Renungan (Oleh: Pdt. Bintahan Harianja, S.Th, M.Kom)
9.    Koor: 1.
   2.
10.Bernyanyi KJ No. 240a:1,3 “Datanglah, ya Sumber Rahmat”
1.
Datanglah, ya Sumber rahmat, selaraskan hatiku. Menyanyikan kasih s’lamat yang tak kunjung berhenti. Ajar aku madah indah, gita balai sorga-Mu. Aku puji gunung kokoh, gunung pengasihan-Mu.
3.
Tiap hari ‘ku berutang pada kasih abadi. Rantailah hatiku curang dengan rahmat tak henti.
‘Ku dipikat pencobaan meninggalkan kasih-Mu; inilah hatiku, Tuhan, meteraikan bagi-Mu!


11.Doa Syafaat

12.Bernyanyi KJ No. 340:1 --- “Hai Bangkit Bagi Yesus” (Persembahan)
Bhs Indonesia
Hai bangkit bagi Yesus, pahlawan salib-Nya! Anjungkan panji Raja dan jangan menyerah. Dengan semakin jaya Tuhanmu ikutlah, sehingga tiap lawan berlutut menyembah.
--------------------- M U S I K ---------------------
Bhs Toba
Sai hehe ma hamuna hamu parangan ni Tuhanta Jesus Kristus tu paraloan i. Ai ndang tarbaen ho monang nda na mangalo ho, ai musu ni Tuhanta tung ingkon talu do.
--------------------- M U S I K ---------------------
Bhs Pakpak
Dak keke mono kene, kene lubalang i. Tuhannta Jesus Kristus i perjuapen i. Da terbaing ko mennang, kum mak mengalo Ko. Kum musuh ni Tuhannta si kennah taluh ngo.
--------------------- M U S I K ---------------------
Bhs Nias
Mifaoso badoi Yesu miolembai rofa, razo sabolo ia same’e femona. Naso wa’aro dodo wolo’o yaia, oi mowo fefu nudu ata’u ba dila.
--------------------- M U S I K ---------------------
Bhs Simalungun
Gopas parugasnima ganupan balani, Tuhanta Jesus Kristus hu parmusuhan in. Ai seng tarbaen lang monang manlawan malah ho; Ai munsuh ni Tuhanta maningon talu do.
--------------------- M U S I K ---------------------
Bhs Karo
Kekeken ngikut Yesus begi pendilona, ras alu ate tutus pujilah gelar-Na. Musuh man lawanenta kuasa sigelap, lalit kebiareta ras ia menang kap.
--------------------- M U S I K ---------------------


(Jemaat Berdiri)


13.Doa Persembahan
Doa Bapa Kami dan Berkat
Doxologi: Bapa T’rima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar