Senin, 02 Maret 2015

HE RISEN FOR ALL PEOPLE



“... As the years went by we learned more about gifts. 
And giving of ourselves and what that means. 
On a dark and cloudy day a man hung crying in the rain.
Because of love, because of love

And we are the reason that He gave His life
We are the reason that He suffered and died. 
To a world that was lost He gave all He could give. 
To show us the reason to live...”
David Meece

S
eperti apa yang semua telah kita ketahui, Kitab-kitab Injil dan tulisan-tulisan Paulus (Kitab Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, dan seterusnya) dituliskan bukan karena Yesus telah dilahirkan, namun semuanya itu ada karena Ia disalbkan dan bangkit pada hari yang ketiga. Dengan kata lain, seandainya Yesus yang besar di Kapernaum itu hanya dilahirkan, namun tidak disalibkan dan bangkit pada hari yang ketiga, maka Kitab Suci bagian Perjanjian Baru yang ada pada kita sekarang tidak akan ada (dituliskan). Itu berarti iman Kristen tidak akan ada, dan akibat turunannya adalah Gereja Kristen tidak akan pernah berdiri.
Kebangkitan Kristus sejak semula sesungguhnya merupakan pusat dari iman Kristen, Gereja mula-mula menjadikan Paskah sebagai pusat perayaan Kristen. Sejarah mencatat, bahkan sebelum tahun 313 yaitu tahun ketika Gereja mendapat perlindungan negara (edik/putusan Milano)[1], gereja hanya mengenal satu perayaan Kristen: yaitu Paskah! Itu berarti Perayaan Natal dan yang lainnya itu muncul setelah kekristenan berkembang di Eropah dan belahan dunia lainnya.